SWARA DELI




Kamis, 29 November 2012

Pilgub Ajang Jualan Isu Etnis






 Panggung kampanye pilgub Sumut 2013 diprediksi bakal menjadi ajang umbar isu-isu etnis. Isu-isu substansif seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, nelayan, dan hal-hal lain yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat, diperkirakan bakal diabaikan.
                Pengamat politik Sabar Sitanggang menyebutkan, tanda-tanda para pasangan cagub-cawagub bakal lebih banyak jualan isu etnis, sudah terlihat jelas sejak masa penetapan cagub-cawagub. Dimana, komposisi etnisitas menjadi pertimbangan utama.
                "Bisa dilihat misalnya, cagub mengincar pasangan cawagub dari etinis Jawa. Ini karena suara dari etnis Jawa sangat signifikan," ujar Sabar Sitanggang di Jakarta, kemarin.
                Lebih lanjut, doktor sosiologi jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, para cagub-cawagub akan menggarap isu etnis lantaran mayoritas masyarakat Sumut masih tergolong masyarakat tradisional.
                "Hanya 10 persen yang rasional. Selebihnya, 80 hingga 90 persen masih tradional, yang hanya bisa didekati dengan isu-isu pinggiran, bukan substansial. Yang mayoritas ini masih bicara etnisitas," terang dia.
                Dikatakan, penggarapan isu etinis itu tidaklah salah karena merupakan realitas sosial yang harus dihadapi. Terlebih, lanjutnya, demokrasi juga selalu bicara tentang keterwakilan.  Namun, jika tidak hati-hati, isu etnis yang sensitif ini bisa memicu konflik sosial.
                Dia menyarankan, meski isu etnis digarap,  isu substansial juga harus digeber saat kampanye nanti. Pasalnya, meski warga rasional hanya sekitar 10 persen, namun mereka merupakan masyarakat kritis, yang akan mengawal kepemimpinan Sumut ke depan. Jika buruk, masyarakat kritis yang hanya sedikit ini yang akan teriak-teriak.
                Sabar menjelaskan, isu-isu substansial yang juga bisa menggaet simpati antara lain isu pendidikan, kesehatan, pertanian, kehidupan nelayan, juga buruh.Isu pendidikan antara lain menyangkut infrastruktur, seperti sekolah, dan pendidikan gratis hingga tingkat SMU misalnya.
                Pengobatan gratis bagi warga, lanjut dia, juga harus ada cagub-cawagub yang berani menawarkan saat kampanye nanti. "DKI dan Sumsel berani memberikan pengobatan gratis, mengapa Sumut tak bisa?" cetus Sabar.
                Isu buruh juga sangat sensitif untuk diangkat, yang bisa menarik suara bagi cagub-cawagub. Ini lantaran jumlah buruh di Sumut sangat besar. "lihat saja rumah-rumah pekerja perkebunan, dari dulu sangat memprihatinkan. Ada nggak calon yang berani menyentuh soal itu?" imbuhnya lagi.
                Juga, tidak ada satupun calon yang berani menjanjikan pemberian asuransi bagi nelayan. Nelayan, yang jika kerja harus bertaruh nyawa di lautan dan meninggalkan anak istri berhari-hari, pasti suka jika ada calon yang berani menjanjikan pemberian asuransi bagi nelayan. "Dan nelayan di Sumut itu banyak," pungkas Sabar. (j)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar