SWARA DELI




Jumat, 16 November 2012

Popularitas Effendi Simbolon Dibawah RE


Langkah PDI Perjuangan mengusung anggota DPR dari dapil Jakarta, Effendi Simbolon, menjadi cagub Sumut, terus menuai sorotan. Sikap partai banteng mulut putih yang menolak mengusung RE Nainggolan, dianggap sebagai sikap arogan. Pasalnya, popularitas RE Nainggolan di Sumut jauh di atas Effendi Simbolon.
Pengamat politik Umar Syadat Hasibuan sangat yakin, perolehan suara Effendi Simbolon bakal jeblok. Terlebih, dia berpasangan dengan Djumiran Abdi, yang merupakan wakil ketua Kwarda Pramuka Sumut.
Doktor politik lulusan UI itu menilai, massa pendukung Effendi-Djumiran sangat sedikit dan itu pun mereka belum punya hak suara. Kok bisa?
Umar mengajukan sejumlah alasan. Pertama, Effendi tak punya basis massa di Sumut. Ini lantaran dia tidak pernah membangun karir politik di Sumut. "Selama ini dia basisnya di Jakarta, dari dapil Jakarta. Apa pendukungnya mau dikerahkan dari Jakarta ke Sumut untuk memilih dia?" ujar Umar kemarin saat dimintai tanggapan mengenai peta kekuatan para pasangan cagub-cawagub.
Kedua, meski bermarga, Effendi tetap tidak akan bisa mengambil suara pemilih di kawasan Tapanuli. "Karena warga Tapanuli itu basisnya RE Nainggolan. Di sana tak ada yang kenal Effendi Simbolon," sergahnya enteng.
Alasan ketiga, terkait sosok Djumiran. Umar menilai, Djumiran sama sekali tidak akan mampu mendulang suara dari warga Jawa. Pemilih dari warga Jawa yang disasar Djumiran, diyakini Umar akan lebih tertarik ke sosok Gatot Pujo Nugroho dan Soekirman, yang merupakan pasangan Gus Irawan.
"Nah, pendukung Djumiran ini belum punya hak suara, yakni anak-anak pramuka SD dan SMP," ujar Umar, dengan nada serius.
Lebih jauh, Umar menilai, pencalonan Effendi-Djumiran ini sebenarnya juga merupakan bentuk pelecehan kepada masyarakat Sumut. Pasalnya, masyarakat Sumut yang sudah cerdas, disodori pilihan yang tidak bermutu. Pilgub Sumut hanya dijadikan ajang uji coba bagi PDIP.
"Kayak Timnas saja pakai uji coba. Kalau uji coba, kayak Timnas itu, cari lawan yang lemah seperti Timor Leste, pasti menang. Ini pilgub Sumut lawannya berat-berat, pemilihnya cerdas," beber pria asal Labuhanbatu itu.
"Dan ingat, Effendi Simbolon itu bukan Jokowi. Kalau Jokowi punya pengaruh di media, Effendi Simbolon sama sekali tidak punya pengaruh di media," ujarnya blak-blakan.
Karena itu, Umar yang juga staf pengajar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) itu menilai, sebenarnya pilgub Sumut hanya menjadi ajang pertarungan empat pasangan calon. Yakni Gus Irawan-Soekirman, Amri Tambunan-RE Nainggolan, Chairuman Harahap-Fadli Nurzal, dan Gatot Pujo Nugroho-HT Erry Nuradi.
Perpaduan pasangan ini menjadikan pertarungan bakal sengit karena masing-masing punya basis massa. "Empat pasangan ini yang akan sengit, dukungannya merata. Effendi-Djumiran tidak saya anggap karena memang tak jelas dukungannya," pungkas Umar. (j)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar