SWARA DELI




Rabu, 12 Desember 2012

Siapa pun yang Terpilih ...

Warga Sumut yang merantau ke Jakarta jumlahnya cukup banyak. Hampir semua jenis profesi ada, termasuk seniman dan wartawan. Mereka sering nongkrong hingga tengah malam. Soal pilgub Sumut pun jadi bahan obrolan.
Salah satu tokoh yang kerap nongkrong adalah Neta S Pane. Mantan wartawan yang kini Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) itu cerita, isu-isu aktual di Sumut yang biasanya menjadi materi obrolan saat nongkrong. Belakangan, soal pilgub Sumut yang kerap dibicarakan.Neta biasa bergabung dalam Komunitas Seniman Medan dan komunitas tokoh-tokoh asal Sumut yang berkiprah di ibukota. Tokoh yang bergabung pun berasal dari beragam profesi, termasuk kalangan pengusaha muda, salah satunya Surya Paloh, pemilik Media Group.
"Beberapa waktu lalu kita ngobrong di Jalan Sabang, di situ juga ada Bang Surya Paloh," ujar Neta di Jakarta, kemarin (12/12). Jalan Sabang merupakan kawasan wisata kuliner yang terletak di samping belakang Sarinah, Jakarta Pusat. Kawasan tersebut sangat ramai di setiap malan, hingga pagi.Neta cerita, dalam obrolan malam itu, mayoritas yang hadir berpendapat sama, bahwa pilgub Sumut kali ini kurang greget. Para kandidat dianggap kurang mumpuni. Siapa pun yang terpilih, menurut anak-anak perantauan itu, tidak akan mampu menggenjot pembangunan Sumut."Kita tak bisa berharap pembangunan di Sumut menjadi lebih baik. Tidak terseret kasus korupsi saja, kita sudah sangat bersyukur," ujar Neta, pria kelahiran Medan, 18 Agustus 1964 itu.Lebih jauh dia cerita, dulu setiap mereka kumpul-kumpul, kasus Syamsul Arifin yang terjerat korupsi, senantiasa menjadi bahan pembicaraan. Sebelum itu, kasus Abdillah dan Ramli, yang juga terseret kasus korupsi, juga selalu menjadi bahan omongan saat kumpul."Saat itu, kita sebagai anak-anak perantuan, sangat malu. Kami berharap hal seperti itu tak terulang lagi. Jangan sampai gubernur yang terpilih nanti tersangkut kasus korupsi masa lalu, atau pun masa depan (saat menjabat, red)," harap aktivis yang konsen menyorot kinerja kepolisian itu.Dia mengatakan, komunikasi antarsesama anak rantau asal Sumut di Jakarta, tak hanya lewat ajang nongkrong malam. Namun, juga lewat jejaring sosial, seperti facebook. Acara kumpul yang agak formal, kadang digelar."Biasanya Bang Izhary yang ambil inisiatif," ujar Neta. Yang dimaksud adalah Izharry Agusjaya Moenzir, wartawan senior yang juga penulis buku biografi tokoh-tokoh ternama. (j)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar