Sebutan
“ Tambar Malem ” yang arti bebasnya sejuk ikon khas di kalangan budaya
Karo.Marga – marga yang bergabung disana turunan merga Peranginangin
yang kerap muncul adalah Bangun , Pinem , Keliat , Singarimbun dan
Sebayang.
Generasi ini juga melahirkan sejumlah nama yang sangat dikenal masyarakat.Catatan yang ada di blantika seni daerah Karo,nama Bengkel Pinem adalah tonggak sejarah yang tak dapat dipandang remeh pada tahun 60-an.
Meski bertempat tinggal di luar Tanah Karo atau tepatnya di Tiga Lingga Dairi , namun perhatiannya kepada dunia seni cukup merakyat ke seantero negeri ini.Seni nyanyi dan tari perkolong - kolong yang digelutinya kala itu,sebagai primadona pertunjukan yang sangat merakyat.
Satu demi satu generasi “tambar malem” hadir memperlihatkan jati dirinya.Sebut saja Timbangen Perangin-angin yang sempat dicap pengganti Bengkel Pinem. Ada catatan mahal yakni,ketika panitia mementaskan pasangan Bengkel Pinem – Salam Br Tarigan serta Timbangen Peranginangin – Ramai Br Ginting.Sebuah potret tontonan yang sangat mahal dan jarang terjadi.
“Tambar Malem” selanjutnya mencuat juga di blantika musik modern baik sebagai penyanyi , pemusik atau pencipta lagu.Sebut saja Hendry Bangun , Darmi Peranginangin , Samion Pinem , Pinta Bangun dan Raja Edward Sebayang.
Menyebut nama – nama diatas berarti mesti melirik tonggak sejarah seni modern etnis Karo.Hendry Bangun yang kini PNS Pemkab Karo pernah bergabung di Riamor Band Batukarang , almarhum Darmi Peranginangin yang sangat sederhana itu melahirkan tembang melankolis yang sukar dicari tandingannya.Ingat lagu “Belo La Ertangke “ atau “ Ula Salahi Si Laersalah “ ?.Itu sebagian diantara karyanya.
Samion Pinem , satu diantara marga Pinem yang melejit lewat bendera kelompok musik “ Bengkel Junior ”.Kelompok ini kuat dalam pemilihan lagu pop dengan lead saxsophone.Lagu yang abadi dari kelompok ini diantaranya berjudul “Ngerondong”
Ada lagi generasi “ Tambar Malem “ yang sangat minimalis dalam pemanfaatan musik di awal karirnya.Dia adalah Pinta Bangun yang kondang dengan karyanya bertajuk “ Pengadilan Ngena Ate “ .
Lain lagi Raja Edward Sebayang.Karyanya cukup deras degan label bendera KES 21,diantaranya “Ketak-ketak Lau Bampu”.Selain mencipta ia juga bernyanyi dalam setiap album rekamannya.
Masih ada lagi catatan lain semisal Asmani Peranginangin,Panca Sebayang dan Faisal Peranginangin.Masing – masing pernah menorehkan karyanya di benak penggemar lagu daerah Karo.
Juga,bergantian muncul nama penyanyi top “Tambar Malem” diantaranya Arus Peranginanin , Maria Magdalena Br Keliat , Sri Malem Br Bangun , Erwina Br Bangun , Simson Bangun , John Lewi Keliat serta Netty Vera Br Bangun.Seluruhnya tampil dengan tatanan karya serta sosok yang unik dan spesial.
Sayangnya , di jalur karir skala nasional “Tambar Malem” cuma mampu melahirkan seorang Tio Fanta Pinem. Ija … “Tambar Malem “ ndai kurang ? (Posted 17th September 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar