World Monuments Fund (WMF), sebuah lembaga
yang peduli terhadap kelestarian benda cagar budaya asal Amerika Serikat
merenovasi sejumlah rumah adat masyarakat Karo yang terancam punah di
Desa Lingga, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Direktur Penelitian dan Pendidikan WMF Erica Avromi di Medan, Senin,
mengatakan setiap dua tahun sekali pihaknya melakukan renovasi terhadap
benda-benda cagar budaya yang terancam punah di berbagai negara di
dunia.
Selama ini sedikitnya sudah lebih dari 600 benda cagar budaya atau
situs yang mereka renovasi. Pengerjaan renovasi juga melibatkan
pemerintah negara setempat dan lembaga peduli kelestarian cagar budaya
dari masing-masing negara.
Untuk tahun ini pihaknya mencatat ada sekitar 76 benda cagar budaya
yang mendapat kesempatan untuk direnovasi dari beberapa negara, salah
satunya adalah benda-benda cagar budaya di Desa Lingga yang memang
keberadaanya sudah terancam punah karena kurangnya perawatan.
Beberapa benda cagar budaya yang direnovasi di Desa Lingga yakni dua
unit rumah adat, satu unit jambur (bangunan tempat berkumpul), dan satu
unit geriten (tempat penyimpanan hasil panen).
Anggaran yang disiapkan untuk merenovasi keempat unit bangunan
tersebut sebesar 62 ribu dollar AS dengan waktu pengerjaan selama empat
bulan.
“Kami berharap dapat merekonstruksi bangunan-bangunan tersebut sesuai
dengan bentuk aslinya. Untuk itu tentunya dukungan dari masyarakat dan
pemerintah setempat sangat kami butuhkan,” katanya.
Wakil Ketua Badan Warisan Sumatera (BWS) Dr Asmyta Surbakti
mengatakan usulan untuk merenovasi bangunan cagar budaya di Desa Lingga
tersebut ke WM membutuhkan waktu lebih dari satu tahun setelah melalui
beberapa kali penelitian.
“Kita bangga karena bangunan cagar budaya di Desa Lingga itu akhirnya
bisa masuk dalam proyek renovasi WMF. Apalagi mereka langsung
melibatkan arsitek dari Jerman yang selama ini juga telah berpartisipasi
dalam pengerjaan renovasi banguan bersejarah lainnya di beberapa
negara,” katanya.(a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar