Panggung
kampanye pilgub Sumut 2013 diprediksi bakal menjadi ajang umbar isu-isu etnis.
Isu-isu substansif seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, nelayan, dan
hal-hal lain yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat, diperkirakan bakal diabaikan.
Pengamat
politik Sabar Sitanggang menyebutkan, tanda-tanda para pasangan cagub-cawagub
bakal lebih banyak jualan isu etnis, sudah terlihat jelas sejak masa penetapan
cagub-cawagub. Dimana, komposisi etnisitas menjadi pertimbangan utama.
"Bisa
dilihat misalnya, cagub mengincar pasangan cawagub dari etinis Jawa. Ini karena
suara dari etnis Jawa sangat signifikan," ujar Sabar Sitanggang di
Jakarta, kemarin.
Lebih
lanjut, doktor sosiologi jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, para
cagub-cawagub akan menggarap isu etnis lantaran mayoritas masyarakat Sumut
masih tergolong masyarakat tradisional.
"Hanya
10 persen yang rasional. Selebihnya, 80 hingga 90 persen masih tradional, yang
hanya bisa didekati dengan isu-isu pinggiran, bukan substansial. Yang mayoritas
ini masih bicara etnisitas," terang dia.
Dikatakan,
penggarapan isu etinis itu tidaklah salah karena merupakan realitas sosial yang
harus dihadapi. Terlebih, lanjutnya, demokrasi juga selalu bicara tentang
keterwakilan. Namun, jika tidak
hati-hati, isu etnis yang sensitif ini bisa memicu konflik sosial.
Dia
menyarankan, meski isu etnis digarap,
isu substansial juga harus digeber saat kampanye nanti. Pasalnya, meski
warga rasional hanya sekitar 10 persen, namun mereka merupakan masyarakat
kritis, yang akan mengawal kepemimpinan Sumut ke depan. Jika buruk, masyarakat
kritis yang hanya sedikit ini yang akan teriak-teriak.
Sabar
menjelaskan, isu-isu substansial yang juga bisa menggaet simpati antara lain
isu pendidikan, kesehatan, pertanian, kehidupan nelayan, juga buruh.Isu
pendidikan antara lain menyangkut infrastruktur, seperti sekolah, dan
pendidikan gratis hingga tingkat SMU misalnya.
Pengobatan
gratis bagi warga, lanjut dia, juga harus ada cagub-cawagub yang berani menawarkan
saat kampanye nanti. "DKI dan Sumsel berani memberikan pengobatan gratis,
mengapa Sumut tak bisa?" cetus Sabar.
Isu
buruh juga sangat sensitif untuk diangkat, yang bisa menarik suara bagi
cagub-cawagub. Ini lantaran jumlah buruh di Sumut sangat besar. "lihat
saja rumah-rumah pekerja perkebunan, dari dulu sangat memprihatinkan. Ada nggak
calon yang berani menyentuh soal itu?" imbuhnya lagi.
Juga,
tidak ada satupun calon yang berani menjanjikan pemberian asuransi bagi
nelayan. Nelayan, yang jika kerja harus bertaruh nyawa di lautan dan
meninggalkan anak istri berhari-hari, pasti suka jika ada calon yang berani
menjanjikan pemberian asuransi bagi nelayan. "Dan nelayan di Sumut itu
banyak," pungkas Sabar. (j)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar