Pakar gizi Institut Pertanian
Bogor (IPB) Drajat Martianto mengatakan gizi sangat berkaitan erat dengan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM).
Bila seseorang tercukupi gizinya
sejak mulai dari kandungan maka ia akan tumbuh menjadi anak aktif, sehat,
cerdas dan produktif, katanya pada seminar akselerasi pemantapan ketahan pangan
melalui sinergi pemberdayaan potensi existing dan budaya lokal menuju
kemandirian dan kedaulatan pangan, di Medan Rabu.“Penuhi gizi anak, maka dia aka menjadi anak yang unggul,” imbaunya.
Ia
mengatakan ada empat ukuran SDM berkualitas yakni aktif, sehat, cerdas dan
produktif. Agar seseorang memiliki energi untuk beraktifitas, ia harus
mengkonsumsi energi harus sesuai dengan AKG (angka kecukupan gizi), khususnya
lemak, protein dan vitamin serta mineral yang dibutuhkan untuk metabolisme
energi).
“Individu
dengan AKG kurang dari 70 persen sama dengan rawan pangan tingkat berat.
Artinya ia tidak dapat melakukan aktivitas dengan normal karena energi hanya cukup
untuk metabolisme basal,” katanya.
Sebelumnya
Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumut Setyo Purwadi mengatakan, Indonesia dikenal
sebagi salah satu konsumen beras paling besar di dunia dan Sumut menempati
peringkat tertinggi konsumen beras.
Berkaitan
dengan hal ini, pemerintah Sumut bekerja keras untuk menekan label Sumut
sebagai provinsi terbanyak mengkonsumsi beras.
Gerakan
kampanye diversifikasi pangan selain untuk tujuan mengurangi konsumsi beras dan
terigu, juga untuk meningkatkan kualitas pola konsumsi pangan masyarakat yang
seharusnya mencapai skor pola pangan harapan sebagaimana ditetapkan widya karya
pangan dan gizi nasional.
Sesuai
standard widya karya pangan dan gizi nasional, pola konsumsi pangan masyarakat
Sumut dalam beberapa kelompok harus dicapai, seperti untuk kelompok pangan
padi-padian (beras) harus diturunkan dari 320,23 gram/kapita/hari pada tahun
2011 menjadi 310,18 gram/kapita/hari pada tahun 2013.(a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar