SWARA DELI




Senin, 22 Oktober 2012

Pagoda Hill Cikal Bakal Agrowisata di Belantara Sawit


Catatan : Jenda Bangun

Bahilang. Sebuah nama yang memiliki banyak makna dalam kemajuan masyarakat sekitar Pemko Tebing Tinggi dan Pemkab Serdang Bedagai (Sergei). Kemajuan tersebut terkait dengan sektor pemerintahan , perekonomian , sosial dan budaya.
Posisi kawasan ini berada di sebelah Barat Kota Tebing Tinggi, namun masuk di wilayah administratif Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai dengan proporsi seluas 324,85 Ha (17,10 % dari luas wilayah Kabupaten Sergei) Potensi sumber daya alamnya sangat besar khusus di bidang pertanian dan perkebunan. Hal ini tampak dari banyaknya perkebunan negara dan swasta yang menanamkan modalnya disana.Satu diantara perusahaan itu adalah PT Nusa Pusaka Kencana ( PT. NPK) Bahilang yang juga adalah anak perusahaan PT Asian Agri.
Pembangunan di bidang agroindustri tersebut dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.44 Tahun 2005 berkaitan dengan peralihan statusnya sebagai hutan produksi serta pengalihan budi daya kebun karet menjadi kebun sawit , tanaman yang memenuhi syarat menjadi tanaman konservasi, karena memiliki kemampuan merehabilitasi tanah dan memperbaiki tata air.

PT NPK

Kawasan Bahilang “dihuni” salah satu anak perusahaan PT Asian Agri yakni PT NPK.Mencapai lokasi strategis ini sekira dua jam dari Medan , tepatnya di Simpang Sibulan di jalur lintas Tebing Tinggi – Pematang Siantar.Sejak di pintu gerbang yang dijaga Satpam, udara segar dan pemandangan asri menyambut setiap tetamu.Apalagi sekarang , pohon kelapa sawit muda yang mulai berbuah berjejer rapi dalam “dekapan” kacang – kacangan , seakan melambai menyambut siapa saja.
Sebagai perusahaan perkebunan, areal ini tidak berbeda dengan perusahaan lain yang ada.Artinya , selain tanaman yang terawat , ada prasarana penunjang usaha semisal jalur lintas menuju semua sudut perkebunan , bengkel , perkantoran dan sejumlah karyawan.Tetapi , bumi dengan struktur hidromorfik kelabu gley serta ketinggian lahan antara 25 – 100 meter di permukaan laut ini “menghadiahkan” lahan dengan berbagai bentuk dan ketinggiannya.
Satu diantara asset PT NPK Kebun Bahilang yang “dihadiahkan” adalah perbukitan yang berada di tengah areal perkebunan, bahkan ada yang menyebutkan , juga tepat di tengah kota Tebing Tinggi sekitarnya.Bukit ini ditata rapi dan menjadi alternatif perkunjungan manakala memasuki kebun tersebut.

Pagoda Hill

Bukit Pagoda ( Pagoda Hill ), inilah sebutan akrab yang dialamatkan kepada lokasi tersebut.Target produksi perkebunan yang menjadi usaha ternyata dapat bersanding dengan penataan alam yang berpotensi sebagai agrowisata.Sebuah , fenomena unggulan apabila manajemennya diarahkan kesana , selain jawaban atas isu pemanasan global yang tengah dalam pencarian alternatif solusi.
Konon , perbukitan ini tadinya areal budi daya tanaman coklat.Melalui berbagai langkah – langkah konservasi, Gropu Manajer PT NPK Bennidiktus HP dan kawan – kawan menyulapnya menjadi areal pertanaman kelapa sawit.Banyak tantangan dalam mewujudkan cita – cita perusahaan , sebab di kawasan tertentu mesti ditanam “pagar” hidup berupa tanaman salak serta pohon jati sebagai benteng atas sikap tidak bersahabat warga sekitar sebelumnya.
Diversifikasi usaha yang tidak disengaja ini ternyata membuahkan hasil menakjubkan.Bukit Pagoda seketika menjadi ikon baru dalam perjalanan korporasi PT Asian Agri.Daya tariknya serta potensi yang ditumbuhkan telah disaksikan banyak pihak yang menjadi tamu perusahaan.Bukan saja dari Sumatera Utara pernah menyaksikan keindahan Bukit Pagoda serta segala “nikmat” yang dimiliknya , termasuk juga sejumlah peneliti dari Bogor , Jakarta dan Riau.

Berdiri di Bukit Pagoda seakan menyimak kebesaran Tuhan yang memberi kebebasan kepada insan manusia untuk mengelola “warisannya” agar multiguna dan multifungsi.Pesona alam di PT NPK salah satu bukti keperdulian terhadap lingkungan dari agroindustri yang belakangan selalu dicurigai menyepelekan lingkungan hidup.
Gubuk bambu yang sederhana dengan bunga – bungaan yang tumbuh tersusun indah di seputaran Bukit Pagoda, selalu menyambut pendatang dari berbagai penjuru.Aroma udara dengan oksigen tanpa pencemaran , suhu udara sedang serta hamparan kelapa sawit , suasana yang sangat terbatas dilukiskan dengan kata – kata.Hanya dengan berkunjung ke belantara sawit ini, terjawab segala pertanyaan betapa Bukit Pagoda adalah kekayaan PT Asian Agri , sebagai cikal bakal agrowisata kelak.
Prospek agroindustri ini pernah disampaikan seorang peneliti dari Universitas Riau (Unri) Haris Gunawan tatkala berkunjung ke Bukit Pagoda.Potensi yang dimiliki serta dukungan koporat, sangat menjanjikan Bukit Pagoda sebagai daya tarik di bidang agrowisata.
Bahkan kayu jati dan tanaman salak yang mengelilingi kawasan tersebut dimungkinkan sebagai objek alternatif, khususnya bagi penelitian tanaman.Haris Gunawan menegaskan ,Bukit Pagoda memenuhi syarat untuk agrowisata yang dicanangkan pemerintah.
Prospek ini tentu kembali kepada persiapan serta perencanaan PT Asian Agri dalam menyikapinya.Bagaimanapun , areal perkebunan bukanlah kawasan yang seratur persen sama dengan objek wisata lainnya.Disana diperlukan pengamanan fisik serta perawatan tanaman dari beragam perusak.Apabila , agrowisata yang sangat terbuka kepada umum ditempuh tentunya fokus utama perusahaan perkelapasawitan ini tetap dinomorsatukan.(Posted )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar