SWARA DELI




Senin, 22 Oktober 2012

Perkusi Karo Terkecil di Dunia

Dosen Universitas Medan ( Unimed ) Ben M Pasaribu menyatakan,perkusi terkecil di dunia terdapat pada alat musik tradisional Karo. Pernyataan tersebut mengejutkan banyak pihak,sebab pakar musik ini menyampaikannya tanpa melalui penelitian.Namun dalam berbagai kesempatan sebagai pembicara,Ben memberikan argumentasi berdasarkan pengalamannya melanglang buana ke berbagai belahan dunia.

Perkusi mini tersebut berukuran 15 centimeter terbuat dari kayu ingul.Wujudnya persis seperti gendang yang ada di etnis lain di Indonesia,bagian atas dan bawah ditutup dengan lembaran kulit napuh ( sejenis hewan liar yang masuk dalam keluarga kancil) .Kedua sisi yang menutup gendang tersebut saling berhubungan dengan pengikatnya yang terbuat dari kulit sapi berbentuk tali.

Penggunaan perkusi (gendang ) terkecil tersebut biasanya sebagai penyeimbang ritem padan ansambel gendang lima sendalanen.Disebut gendang lima sendalanen atau lima sejalan karena saat digunakan,sekaligus tampil lima alat musik.Kelimanya adalah gendang indung,gendang anak,sarune,gong kecil dan gong besar.Sebelum alat musik modern elektone tunggal merajai hajatan etnis Karo,inilah yang sering muncul di komunitasnya, baik di Tanah Karo , Deliserdang , Langkat , Medan dan beberapa daerah lainnya. Untuk hajatan adat yang berlangsung di kalangan etnis Karo,peranan gendang lima sendalanen ini cukup kuat.Suasana suka atau duka sering menjadi sempurna manakala alat musik tradisional tersebut hadir.Istilah bebasnya, menjadi gambaran status sosial. Terkecil

Ben M Pasaribu menilai, perkusi terkecil ini merupakan stimulan ( perangsang ) yang sangat bermakna bagi perjalanan musik tradisional Karo.Artinya , dapat memberikan apresiasi kepada instrumen musik daerah ini, dan membuka cakrawala pemikiran generasi muda menggeluti seluruh alat musik tradisi yang ada di Sumatera Utara.

Katanya, asset etnis Karo berupa perkusi terkecil ini kekeyaan yang tidak dimiliki etnis lain di dunia.Hal ini membuktikan karya dan karsa leluhur Batak memiliki kemampuan yang setara dengan bangsa lain di jagat raya. " Pihak pemerintah mesti melakukan kebijakan untuk pelestariannya,"katanya.

Harapan Ben, merebaknya musik digital dengan segala kemudahannya tidak membuat musik tradisional "terhimpit".Peran serta budayawan , musisi , akademi serta lembaga lain cukup mendesak untuk menggairahkan apresiasi kepada warisan leluhur,"katanya.(Posted )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar